Selasa, 22 Januari 2019

Laporan Kromatografi Kertas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kromatografi kertas merupakan jenis kromatografi cair-padat. Sampel ditotolkan pada fasa diam yang dapat berupa kertas saring (selulosa) yang nantinya akan dicelupkan ke dalam fasa gerak atau eluen. Eluen akan merembes ke dalam kertas dengan adanya gaya kapilaritas. Seiring dengan rembesan ini dengan adanya perbedaan distribusi, fasa diam mampu membawa komponen sampel hingga terpisah dengan komponen-komponen sampel yang lain. Hasil pemisahan dengan kromatografi kertas akan nampak dengan noda pada kertas dengan jarak yang berbeda, yang selanjutnya disebut dengan kromatogram. Identifikasi dapat dilakukan dengan menentukan nilai Rf masing-masing komponen.

Rf
Hasil pemisahan dianalisis berdasarkan harga atau nilai faktor retardasi (Rf) pada masing-masing noda, bercak atau spot yang dihasilkan pada pelarut yang sama. Apabila diperoleh jarak noda yang sama dengan sampel standar, berarti sampel yang dianalisis sama dengan sampel standar. Perhitungan niali Rf dilakukan dengan cara membagi jarak yang ditempuh zat terlarut dengan jarak yang ditempuh pelarut. Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukan pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas (Faradillah, 2012).

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara melakukan pemisahan campuran menjadi komponennya dengan kromatografi kertas?
2.      Bagaimana prinsip dasar kromatografi kertas?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa dapat melakukan pemisahan campuran menjadi komponennya dengan kromatografi kertas.
2.      Mahasiswa dapat memahami prinsip dasar kromatografi kertas.
BAB II
DASAR TEORI

Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan–cairan. Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakan 20 % (bobot/bobot) akan lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat campur dengan air akan dalam beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri (Day & Underwood, 1980).
Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam tempat kertas secara komersil tersedia adalah Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zat–zat hidrofobik (Khopkar, 1990).
Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan pada jenis fase-fase yang digunakan. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, maka berdasarkan fase bergerak-fase diam terdapat empat macam sistem kromatografi, yaitu: kromatografi gas-cair, kromatografi gas-padat, kromatografi cair-padat dan kromatografi cair-cair. Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnya kromatografi partisi (Partition chromatography) dan kromatografi serapan (Adsorption chromatography). Sedangkan menurut teknik kerja yang digunakan, misalnya kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kertas dan kromatografi gas (Faradillah, 2012).
Tabel 1. Jenis-jenis kromatografi
Fase bergerak
Fase diam
Prinsip
Teknik kerja
Gas
Padat
Adsorpsi
Kromatografi gas-padat
Cair
Padat
Adsorpsi, partisi
Kromatografi kolom, KLT dan kromatografi kertas
Cair
Cair
Partisi
Kromatografi kolom, KLT dan kromatografi kertas
Gas
Cair
Partisi
Kromatografi gas-cair
Menurut Aswar (2010), prinsip kromatografi pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul yaitu :
1.      Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan).
2.      Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan padat (absorbsi).
3.      Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas).
Menurut Isna (2017), analisa dengan metode kromatografi kertas memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :
-        Banyaknya masalah yang menyangkut cara memasukkan fase gerak, perambatan fase gerak melalui kertas, dan penggumpalan. 
-        Lebih lama karena panjang kertas bisa sampai 50 cm.
-        Aplikasi Metode Kromatografi Kertas Dalam Bidang Farmasi 
-        Dalam bidang farmasi kromatografi mempunyai peran yang sangat besar. Misalnya dalam penetuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi objek molekul yang harus di-prified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam biofarmasi. 
Kromatografi juga diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, vitamin dan molekul penting lainnya.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018 pukul 09.40-11.20 WIB di Laboratorium Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro.

3.2 Alat dan Bahan
·         Alat yang digunakan pada praktikum Kromatografi Kertas adalah :
-          Gelas beaker                                              4 buah
-          Penggaris                                                   1 buah
-          Gunting                                                     1 buah
·         Bahan yang digunakan pada praktikum Kromatografi Kertas adalah :
-          Kertas saring                                             seukupnya
-          Spidol hitam dan merah                            secukupnya
-          Akuades                                                    secukupnya
-          Alkohol                                                     secukupnya

3.3 Langkah Kerja
            Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum Kromatografi Kertas adalah :
1.      Memotong kertas saring dengan ukuran 2x12 cm.
2.      Menandai dari tepi bawah 2 cm dan dari tepi atas 1 cm dengan menggunakan pensi.
2 cm
                                                            1 cm
 



                          12 cm                                   10 cm


                                                1 cm
3.      Menotolkan tinta pada garis tepi bawah.
4.      Memasukkan akuades dalam gelas ukur yang berisi akuades sebanyak 10 ml (posisi totolan tinta berada di bagian bawah), mengusahakan totolan tinta tidak boleh terendam ke dalam akuades.
5.      Membiarkan hingga elusi selesai (hingga akuades menyentuh garis batas atas).
6.      Mengeluarkan kertas saring dari gelas beaker.
7.      Mengukur jarak masing-masing komponen dengan garis batas bawah.
8.      Menghitung nilai Rf untuk masing-masing komponen.
9.      Mengulangi langkah di atas dengan menggunakan pelarut alkohol sebagai fasa gerak.



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Data Hasil Pengamatan
No.
Komponen
Jarak Komponen (d)
Jarak Eluen (s)
Rf = d/s
1.
Aquades (Merah)
Merah : 8 cm
9 cm
0,89 cm
2.
Aquades (hitam)
Ungu : 5 cm
9 cm
0,56 cm
Pink : 7 cm
9 cm
0,78 cm
Orange : 8,5 cm
9 cm
0,94 cm
Cokelat : 8,5 cm
9 cm
0,94 cm
Biru : 8,5 cm
9 cm
0,94 cm
3.
Alkohol (merah)
Pink : 2 cm
9 cm
0,22 cm
Merah : 8,5 cm
9 cm
0,94 cm
4.
Alkohol (hitam)
Pink : 2 cm
8,5 cm
0,23 cm
Ungu : 7,5 cm
8,5 cm
0,89 cm
Pink : 8 cm
8,5 cm
0,94 cm
Hitam : 8 cm
8,5 cm
0,94 cm


4.2  Pembahasan
Kromatografi kertas merupakan metode analisis yang digunakan untuk memisahkan bahan kimia berwarna. Dengan menggunakan kromatografi kertas, kita dapat mengetahui komponen zat warna dalam suatu bahan, apakah aman untuk digunakan atau tidak, dengan cara membandingkan zat warna dalam sampel dengan zat warna standar. Kromatografi kertas merupakan salah satu metode untuk menguji kemurnian suatu senyawa atau mengidentifikasi suatu zat, dapat digunakan untuk memisahkan suatu komponen dalam sampel, terutama komponen zat warna, berdasarkan distribusi komponen di antara fasa diam dan fasa gerak. Pada kromatografi kertas, fasa diam adalah air yang disokong oleh selulosa dari kertas kromatografi. Sedangkan fasa gerak merupakan campuran dari beberapa pelarut organik dan air (Yotie, 2017).
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam tinta dengan kromatografi kertas. Tinta (spidol) yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta berwarna merah dan hitam yang berfungsi sebagai sampel. Fase diam yang digunakan adalah kertas saring, sedangkan eluennya berupa aquades dan alkohol.
Menurut hasil percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini, pada sampel aquades yang menggunakan tinta merah hanya menghasilkan komponen warna merah saja dengan nilai Rf 0,89cm. Pada sampel aquades yang menggunakan tinta hitam menghasilkan 5 komponen warna yaitu warna ungu dengan nilai Rf 0,56cm ; warna pink dengan nilai Rf 0,78cm ; warna orange dengan nilai Rf 0,94cm ; warna cokelat dengan nilai Rf 0,94cm ; dan warna biru dengan nilai Rf 0,94cm. Pada sampel alkohol yang menggunakan tinta merah menghasilkan 2 komponen warna yaitu warna pink dengan nilai Rf 0,22cm dan warna merah dengan nilai Rf 0,94cm. Sedangkan pada sampel alkohol yang menggunakan tinta hitam menghasilkan 4 komponen warna yaitu warna pink dengan nilai Rf 0,23cm ; warna ungu dengan nilai Rf 0,89cm ; warna pink dengan nilai Rf 0,94cm ; dan warna hitam dengan nilai Rf 0,94cm.
Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sampel pelarut alkohol lebih bagus untuk digunakan sebagai fasa gerak dibandingkan dengan sampel aquades. Karena pada sampel alkohol (etanol) lebih banyak menghasilkan komponen warna dan proses naiknya pelarut pada kertas saring lebih cepat. Hal ini dikarenakan alkohol (etanol) bersifat semi polar sehingga pelarut alkohol dapat melarutkan noda yang bersifat polar dan non polar. Sedangkan aquades bersifat polar sehingga aquades dapat melarutkan noda yang sifatnya sejenis (Ferdi dkk, 2018).


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.      Cara melakukan pemisahan dengan kromatogtrafi kertas yaitu dengan cara sampel ditotolkan pada fasa diam yang dapat berupa kertas saring (selulosa) yang nantinya akan dicelupkan ke dalam fasa gerak atau eluen. Eluen akan merembes ke dalam kertas dengan adanya gaya kapilaritas. Seiring dengan rembesan ini dengan adanya perbedaan distribusi, fasa diam mampu membawa komponen sampel hingga terpisah dengan komponen-komponen sampel yang lain. Hasil pemisahan dengan kromatografi kertas akan nampak dengan noda pada kertas dengan jarak yang berbeda, yang selanjutnya disebut dengan kromatogram.
2.     Prinsip kerja kromatografi kertas yaitu adsorbsi dan kepolaran, di mana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak.

5.2 Saran
            Pada saat praktikum sebaiknya lebih tertib lagi dan juga teliti dalam melakukan praktikum agar hasil yang diperoleh bisa maksimal.



DAFTAR PUSTAKA

Arhany, Faradillah Dwi. 2012. Laporan Kromatografi Kertas. Diakses pada tanggal 11 November 2018 pukul 10.23 WIB. http://faradillahchemistry09.blogspot.com/2012/06/laporan-kromatografi-kertas.html
Aswar. 2010. Laporan Kromatografi. Diakses pada tanggal 11 November 2018 pukul 9.34 WIB. http://www.scribd.com/doc/45637382/laporan-kromatografi
Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Erlangga.   Jakarta.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Renaldi, Ferdi dkk. 2018. Kromatografi. Diakses pada tanggal 16 November 2018 pukul 06.54 WIB. http://ceengineermu.weebly.com/kromato-grafi.html
Tunika, Yotie. 2017. Teknik Dasar Kromatografi Kertas. Diakses pada tanggal 16 November 2018 pukul 07.09 WIB. http://yotietunika.blogspot.com/2017/01/teknik-dasar-kromatografi-kertas.html

Wardani, Isna. 2017. Laporan Praktikum Kimia Analitik Kromatografi Kertas. Diakses pada tanggal 13 November 2018 pukul 07.40 WIB. http://isnachantik.blogspot.com/2017/02/laporan-praktikum-kimia-analaitk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar